Statistic

Selasa, 29 November 2011

Mata Ngengat

Kebanyakan ngengat terbang hanya pada malam hari. Beberapa makhluk malam memberi tahu keberadaannya sewaktu seberkas cahaya membuat mata mereka berkilau, tetapi ngengat punya cara untuk menyembunyikan kehadirannya, itu karena kornea matanya tidak banya memantulkan cahaya.

Mata ngengat memiliki kornea yang unik, terdiri dari tonjolan-tonjolan mikroskopis yang disusun
dalam pola heksagonal. Tonjolan itu ”lebih kecil daripada panjang gelombang yang terlihat”, kata Peng Jiang, rektor teknik kimia di University of Florida, AS. Pola dan ukuran susunan ini memungkinkan ngengat menangkap cahaya yang beragam panjang gelombang dan sudutnya. Tonjolan mungil itu tingginya hanya 200-300 nanometer. Sebagai perbandingan, rata-rata lebar rambut manusia sekotar 80.000 nanometer!

Para insinyur berharap bahwa dengna lebih memahami kornea ngengat mereka bisa memperbaiki rancangan light-emitting diodes (LED) dan liquid crystal displays (LCD), yang biasa digunakan pada perlatan elektronik. Rancangan mata ngengat juga bisa diterapkan pada sel tenaga surya. Panel surya silikon dapat memantulkan hingga 35% cahaya, cukup banyak energi potensial yang terbuang. Namun, dengan meniru tonjolan teratur pada mata ngengat, Jiang dan rekan-rekannya mebuat panel silikon yang memantulkan kurang dari 3% cahaya. “Kita bisa belajar banyak hal dari struktur alami ini”, Jiang menyimpulkan.

Bagaimana menurut Anda? Apakah struktur antipantulan yang mungil pada mata ngengat muncul secara kebetulan? Atau, apakah ini dirancang?

Sumber: Majalah Sedarlah! Edisi Juni 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar